Komponen-Komponen Kurikulum Pendidikan


Pengembangan kurikulum harus dimulai dengan menentukan landasan atau azas-azas pengembangannya sebagai pondasi, selanjutnya mengembangkan komponen-komponen kurikulum. Pengembangan komponen-komponen inilah yang kemudian membentuk sistem kurikulum.
Sistem adalah suatu kesatuan komponen yang lalu sama lain berkaitan, kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen tertentu.
Manakalah komponen yang membantu sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan yang lainnya maka sistem kurikulum akan terganggu pula.

Rumusan dan Batasan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas pemakalah ingin memperjelas dengan rumusan dan batasan masalah sebagai berikut:
1.      Komponen-komponen apa yang membentuk sistem kurikulum?
2.      Bagaimana keterkaitan antara komponen satu dengan yang lainnya?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Komponen-Komponen yang membentuk sistem kurikulum
Sebelum melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum, seorang pengembangan terlebih dahulu mengenal komponen atau elemen atau unsur atau bagian yang terdapat dalam kurikulum.
Adapun komponen atau elemen atau unsur yang terdapat dalam kurikulum, terdiri dari : Tujuan, materi / pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi.
  1. Komponen tujuan. 
Tujuan sebagai sebuah komponen kurikulum  merupakan kekuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali, karena hasil kurikuler diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk kurikulum, tetapi memberikan arah dan fokus untuk seluruh program pendidikan.
Bagi orang yang berkepentingan dan berurusan dengan pendidikan dapat mengemukakan pendapatnya tentang tujuan pendidikan yang diharapkan dicapai oleh anak didiknya, baik dari orang tua, masyarakat pemakai lulusan maupun sampai pemerintah.
Tujuan pendidikan itu dinyatakan dalam berbagai rumusan, ada rumusan pendidikan yang tidak resmi seperti yang dikemukakan oleh orang tua dan masyarakat pemakai lulusan dan ada juga rumusan tujuan resmi seperti yang tertulis dalam GBHN, kurikulum sekolah/GBPP atau dalam persiapan mengajar para guru.
Pengkajian terhadap rumusan-rumusan tujuan pendidikan itu akan menunjukkan bahwa pada dasarnya tujuan pendidikan itu tidak berdiri secara mandiri.
Pernyataan ini berarti bahwa tujuan pendidikan yang satu selalu berhubungan dengan tujuan pendidikan yang lain. Bila diurutkan tata tingkat tujuan pendidikan itu sebagai berikut:
a.       Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tataran nasional. Dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai warga negara berkepribadian nasional yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat, bangsa dan tanah air.
b.       Tujuan institusional yaitu yang ingin dicapai pada tingkat lembaga pendidikan, dalam pencapainnya dapat berwujud sebagai tamatan sekolah yang mampu didikan lebih lanjut menjadi tenaga profesional dalam bidang tertentu dan pada jenjang tertentu.
c.       Tujuan kurikulum yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat tataran mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha pencapaiannya dapat berwujud sebagai siswa yang menguasai disiplin mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang dipelajari.
d.      Tujuan instruksional yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat tataran pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak, kemampuan berfikir dan berketerampilan teknologinya secara bertahap. Pada dasarnya tujuan ini merupakan perincian lebih lanjut dari tujuan intruksional menjadi sub bidang studi sehingga menjadi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor.
  1. Komponen Materi/pengalaman belajar.
 Hal  yang merupakan fungsi khusus dari kerikulum pendidikan formal adalah memilih dan menyusun isi (komponen kedua dari kurikulum) supaya keinginan tujuan kurikulum dapat dicapai dengan cara paling efektif dan supaya pengetahuan paling penting yang diinginkan pada jalurnya dapat disajikan secara efektif (Zais, 1976 : 322). Selain itu untuk mencapai tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan bahan ajaran (Taba, 1962 : 266). Isi atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang terorganisasi dalam mata pelajaran/bidang studi. Sedangkan pengalaman belajar dapat diartikan sebagai kegiatan belajar tentang  atau belajar bagaimana disiplin berpikir dari suatu disiplin ilmu atau segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.  
  1. Komponen Organisasi
Organisasi.  Perbedaan antara belajar di sekolah dan belajar dalam kehidupan adalah dalam hal pengorganisasian secara formal di sekolah. Jika kurikulum merupakan suatu rencana untuk belajar maka isi dan pengalaman belajar membutuhkan pengorganisasian sedemikian rupa sehingga berguna bagi tujuan-tujuan pendidikan (Taba, 1962 : 290). Berdasarkan pendapat Taba tersebut, jelas bahwa materi dan pengalaman belajar dalam kurikulum diorganisasikan untuk mengefektifkan pencapaian tujuan. Namun demikian, perlu kita sadari bahwa pengorganisasian kurikulum merupakan kegiatan yang sulit dan kompleks.
Organisasi kurikulum yang dimaksud ialah tataran materi, baik yang berkenaan dengan bentuk bahan dan pelaksanaannya. Tatanan materi yang berkenaan dengan bentuk bahan (struktur horizontal) diatur dengan cara:
a.        Pemisahan mata pelajaran yang berdiri sendiri (separated subject matter curriculum atau subject centered matter curriculum);
b.        Penyinggungan atau penghubungan antar bahan kurikulum dalam berbagai mata pelajaran (correlated curriculum);
c.        Pemaduan bahan kurikulum dari beberapa mata pelajaran dalam satu cakupan topik yang sedang dikaji. Kurikulum yang berintegrasi itu dapat berupa;
1)      Paduan mata pelajaran serumpun (broadfield curriculum),
2)      Pemungsian materi/bahan dalam mata pelajaran tertentu sebagai suatu unit/kelompok atau aspek dalam pengkajian dalam suatu topik (unit curriculum)
3)      Paduan materi/bahan mata pelajaran yang relevan dengan suatu proyek kegiatan belajar mengajar atau pemecahan masalah, kurikulum ini biasanya disebut Project Curriculum.
Dalam tatanan bahan kurikulum yang dikaitkan dengan pelaksanaan objektif  di lapangan yang biasanya disebut struktur vertikal dapat dilaksanakan melalui:
a.         Sistem kelas di mana kenaikan kelas diadakan setiap program secara serempak;
b.        Sistem tanpa kelas, perpindahan dari satu tingkat program ke tingkat program berikutnya dapat dilakukan tanpa harus menunggu teman-teman yang lain;
c.         Gabungan sistem a dan b terbut.

4.      Komponen Evaluasi
Proses evaluasi merupakan langkah yang sangat penting untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi  memegang peranan yang cukup penting, sebab dengan evaluasi dapat ditentukan apakah kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah atau belum. Ada dua aspek yang perlu diperhatikan sehubungan dengan evaluasi, Pertama, evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Kedua, evaluasi sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu. Dengan demikian, penilaian suatu program tidak mungkin hanya dapat mengandalkan hasil tes siswa setelah akhir proses pembelajaran. Penilaian mestinya membandingkan antara penilaian awal sebelum siswa melakukan suatu program dengan setelah siswa melakukan program tersebut. Dari perbandingan itulah akan tampak ada atau tidak adanya perubahan tingkah laku yan diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan.
Ada dua fungsi evaluasi: Pertama, evaluasi digunakan untuk memperoleh data tentang ketercapaian tujuan oleh peserta didik. Dengan kata lain, bagaimana tingkat pencapaian tujuan atau tingkat penguasaan isi kurikulum oleh setiap siswa. Fungsi ini dinamakan sebagai fungsi sumatif.  Kedua, untuk  melihat efektivitas proses pembelajaran. Dengan kata lain, apakah program yang disusun telah dianggap sempurna atau perlu perbaikan. Fungsi ini kemudian dinamakan fungsi formatif.

B.     Keterkaitan antara komponen satu dengan yang lainnya
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Strategi berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa biasa dinamakan teacher centered. Strategi yang bagaimana yang dapat digunakan sangat tergantung kepada tujuan dan materi kurikulum.
 Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang diterapkan.

 BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.     Adapun komponen atau elemen atau unsur yang terdapat dalam kurikulum, terdiri dari : Tujuan, materi / pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi.
2.   Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa.


Terima Kasih atas kunjungan anda. Perbaharui terus artikel, makalah, pendidikan islam dan buku-buku terbaru atau terupdate serta tips dan trik dari pustakazham, pustakaazham.
Tag: Komponen Kurikulum Pendidikan, Kurikulum Pendidikan, makalah Kurikulum, Kurikulum Pendidikan Islam


Silahkan masukkan email anda
Enter your email address:


Delivered by FeedBurner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar