Ada beberapa konsep pendidikan Ibnu Sina
diantaranya :
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut Ibnu
Sina, yaitu :
a) Diarahkan kepada pengembangan seluruh
potensi yang dimiliki seseorang menuju perkembangan yang sempurna baik
perkembangan fisik, intelektual maupun budi pekerti. [1]
b) Diarahkan pada upaya dalam rangka
mempersiapkan seseorang agar dapat hidup bersama-sama di masyarakat dengan
melakukan pekerjaan atau keahlian yang dipilihnya disesuaikan dengan bakat,
kesiapan, kecenderungan dan potensi yang dimilikinya.[2]
Sedangkan
tujuan pendidikan yang bersifat jasmani yang tidak boleh ditinggalkan yaitu
pembinaan fisik dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya seperti olah raga,
tidur, maka, minum, dan menjaga kebersihan. Dengan pendidikan jasmani
diharapkan terbinanya pertumbuhan fisik siswa anak yang cerdas otaknya. Melalui
pendidikan budi pekerti anak diharapkan membiasakan diri berlaku sopan santun
dalam pergaulan hidup sehari-hari. Adapun pendidikan kesenian diharapkan
seorang anak dapat mempertajam perasaannya dan meningkatkan daya khayalnya.
Kemudian
Ibnu Sina mengemukakan tujuan pendidikan yang bersifat keterampilan, yang
artinya mencetak tenaga pekerja yang profesional. [3]
Dari
beberapa tujuan pendidikan tersebut di atas, kalau dihubungkan antara yang satu
dengan yang lainnya menunjukkan bahwa Ibn Sina memiliki pola pemikiran tentang
tujuan pendidikan yang bersifat hirarkis-struktural. Maksudnya tujuan
pendidikan yang bersifat universal juga bersifat kurikuler (perbidang studi)
dan bersifat operasional. Pandangan tentang insan kamil yaitu manusia yang
terbina seluruh potensinya secara seimbang dan menyeluruh.
Faktor yang
mempengarui terhadap tujuan pendidikan pada bidang keahliannya adalah situasi
masyarakat yang sudah maju dan terspesialisasi dan pandangan filsafat.
B. Kurikulum
Menurut
Crow bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata
pelajaran yang disusun secara sistematis yang diperlukan sebagai syarat untuk
menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Ibn Sina,
kurikulum didasarkan pada tingkat perkembangan usia anak didik, seperti mata
pelajaran olah raga, budi pekerti, kebersihan, seni suara dan kesenian, ini
semua untuk anak usia 3 sampai 5 tahun.
Mengenai
mata pelajaran olah raga yang dipengaruhi oleh pandangan psikologis yang dapat
diketahui dari perkembangan usia, dan bakat, sehingga dapat diketahui mana yang
lebih banyak dilatih olah raga yang memerlukan fisik yang kuat serta keahlian
dan mana olah raga yang tergolong ringan, cepat, lambat dan sebagainya. Namun
yang dimasukkan ke dalam keu adalah olah raga adu kekuatan, gulat, meloncat,
jalan cepat, memanah, berjalan dengan satu kaki dan mengendarai unta.
Selanjutnya
kurikulum anak berusia 6 sampai 14 tahun adalah mencakup pelajaran membaca, menghafal
Al-Qur'an, pelajaran agama, syair, dan olah raga.[4] Kurikulum untuk usia 14 tahun ke atas dibagi
menjadi mata pelajaran yang bersifat teoritis dan praktis. Adapun yang bersifat
teoritis adalah ilmu fisika, ilmu matematika, ilmu ketuhanan. Mata pelajaran
yang bersifat praktis adalah ilmu akhlak yang mengkaji tentang cara pengurusan
tingkah laku seseorang, baik ilmu pengurusan rumah tangga, ilmu politik,
berdagang, dan ilmu keprofesian.
Jadi konsep
kurikulum Ibn Sina ada 3 ciri, yaitu :
- Kurikulum tidak terbatas pada menyusun jumlah mata pelajaran, melainkan tujuan, kapan mata pelajaran diajarkan, aspek psikologis, dan keahlian yang akan dipilihnya. Sehingga siswa merasa senang mempelajari suatu ilmu.
- Strategi penyusunan yang bersifat pragmatis fungsional (marketting Oriented). Sehingga setiap lulusan pendidikan dapat difungsikan dalam masyarakat.
- Strategi pembentukan kurikulum sebagaimana yang dilakukan dalam mempelajari berbagai ilmu dan keterampilan.
Dari ketiga
ciri kurikulum tersebut telah memenuhi persyaratan penyusunan kurikulum yang
dikehendaki oleh masyarakat modern.
C. Metode Pengajaran
Konsep ini
dalam setiap pembahasan materi pelajaran selalu membicarakan tentang bagaimana
cara mengajarkan kepada anak didik yang disesuaikan dengan psikologis anak. Ibn
Sina berpandangan bahwa suatu materi pelajaran tidak dapat dijelaskan dalam
satu cara saja kepada anak didik, tapi harus menggunakan berbagai macam cara
berdasarkan pada perkembangan psikologisnya.[5] Sehingga penyampaian materi pelajaran pada
anak sesuai baik sifat materi pelajaran maupun metode yang akan diajarkan.
Menurut Ibn
Sina ada beberapa metode pengajaran diantaranya
:
a. Metode Talqin
yaitu metode mengajarkan membaca
Al-Qur'an dengan cara memperdengarkan bacaan Al-Qur'an sebagian demi sebagian,
dan menyruh anak untuk mengulangi bacaan dengan perlahan-lahan hingga hafal.
Metode ini melibatkan guru dan murid dimana murid diperintah untuk membimbing
teman-temannya yang masih tertinggal, istilah sekarang adalah tutor sebaya.
b. Metode Demonstrasi
Yaitu metode cara mengajar
meulis dengan mencontoh tulisan huruf hijaiyah di depan murid, kemudian guru
menyuruh murid untuk mendengarkannya yang dilanjutkan dengan mendemonstrasikan
cara menulis.
c. Metode Pembiasaan dan Teladan
Adalah metode pengajaran yang
sangat efektif, khususnya mengajarkan akhlak dengan cara pembiasaan dan teladan
yang disesuaikan dengan psikologis anak.
d. Metode Diskusi
Adalah metode cara penyajian
pelajaran dimana siswa diberi pertanyaan yang bersifat problematis untuk
dipecahkan bersama. Diharapkan dengan metode ini mendapatkan pengetahuan yang
bersifat rasional dan terotis, sehingga tidak hanya mengajarkan metode ceramah
saja yang akibatnya para siswa akan tertinggal jauh dari perkembangan ilmu
pengetahuan.
e. Metode Magang
Adalah metode yang
menggabungkan antara teori dan praktek yang nantinya akan menimbulkan manfaat ganda
yaitu disamping para siswa mahir dalam suatu bidang ilmu tertentu, juga akan
mendatangkan keahlian dalam bekerja atau memiliki kemampuan (skill).
f. Metode Penugasan
Adalah metode cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas ajar. Siswa dapat melakukan
kegiatan belajar, sehingga siswa diharapkan dapat memecahkan problem setelah
guru menerangkan terlebih dahulu, dalam hal ini sejauh mana siswa dapat
memahami materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru.
Dari uraian
di atas, dapat kita simpulkan bahwa metode Ibn Sina memiliki empat ciri penting
sebagai berikut :
- Memperlihatkan adanya keinginan besar dari Ibn Sina terhadap kesuksesan pengajaran.
- Adanya kesesuaian antara bidang studi dan tingkat usia anak didik.
- Lebih memperhatikan pada bakat dan minat anak didik
- Tingkat pengajaran yang menyeluruh mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi.
D. Konsep Guru
Konsep ini
membicarakan tentang guru yang baik. Menurutnya guru yang baik adalah guru yang
berakal cerdas, beragama, tahu cara mendidik akhlak, cakap mendidik,
berpenampilan tenang, jauh dari olok-olokan muridnya, tidak bermuka masam,
sopan, santun, bersih dan suci murni, sebaiknya dari kaum pria yang terhormat
dan menonjol budi pekertinya, telaten dalam mendidik anak, sabar dalam
membimbing anak, adil, hemat dalam menggunakan waktu, gemar bergaul dengan
anak-anak, mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi dan
lain-lain.
Dengan
demikian yang ditekankan pada guru selain kompetensinya juga berperilaku baik.
Hal ini diambil dari kepribadian dari Ibn Sina sendiri.
E. Konsep Hukuman Dalam Pengajaran
Dalam
konsep ini Ibn Sina sangat hati-hati dalam memberikan hukuman karena ia sangat
menghargai martabat manusia, hukuman diperlukan jika dalam keadaan terpaksa.
Atas dasar kemanusiaan ia membatasi hukuman tersebut, serta membolehkan
pelaksanaan hukuman dengan cara yang ekstra hati-hati hal ini dalam keadaan
tidak normal. Sedangkan dalam keadaan normal hukuman tidak boleh dilakukan.
Sumber:
[1] Ibn Sina, As-Siyasah Fi at
Tarbiyah, Mesir; Majalah al-Masyrik, 1906, hal. 1076.
[2] Ibid, hal., 1218
[3] Ibn. Sina, Al-Burhan min
as-Syifa’, Mesir, al-Mathba’ah al-Aminah, 275 H, hal. 57.
[4] Ibid, hal., 117
Terima Kasih atas kunjungan anda. Perbaharui terus artikel, makalah, pendidikan islam dan buku-buku terbaru atau terupdate serta tips dan trik dari pustakazham, pustakaazham.
NextTag: Kondep Pendidikan Menurut Al-Gazali, makalah Pendidikan Islam Menurut Ibnu Sina, makalah filsafat Pendidikan Ibnu Zina dan makalah Ilmu Pendidikan Al-Gazali.
Silahkan masukkan email anda
subhanallah....makasi ya...bagus banget kang....skali lagi makasi...
BalasHapus